PETUALANGAN UNTUK KERAJAAN MALANGGA
Suatu hari, ada
sebuah Kerajaan di Negeri Siam. KerajaaN tersebut bernama Kerajaan Malangga
yang dipimpin oleh seorang raja bijaksana, tegas dan baik hati yang bernama
Raja Amirrudin. Raja Amirrudin mempunya seorang istri dan 2 orang anak.
Istrinya bernama Ratu Syaro dan 2 orang anaknya bernama Bintang dan Bulan.
Mereka adalah anak kembar namun, sifatnya benar-benar berbeda. Bintang orangnya
ramah dan lemah lembut sedangkan bulan orangnya cuek dan tegas. Tapi mereka
tetap bersama dan hidup rukun walau mereka berbeda.
Suatu ketika
Bintang dan Bulan berjalan-jalan karena mereka merasa jenuh di Kerajaan. Mereka
pergi ke permukiman penduduk untuk melihat keadaan rakyatnya. Mereka diikuti
oleh pengawal untuk menjaganya karena itu perintah dari sang Raja. Disela-sela
perjalanannya, tiba-tiba ada seorang ibu miskin yeng membawa anaknya
menghampiri Tuan Putri. “Tuang Putri.. kasihanilah hamba dan anak hamba,, kami
belum makam selama 3 hari “ mohon si ibu miskin sambil membungkuk. Pengawal pun
langsung menghalangi ibu miskin tersebut dari Tuan Putri. Namun, Bintang mengizinkan
si ibu miskin tersebut mendekatinya dan pengawal pun menghindar. “mengapa
kalian belum makan?” tanya Bintang. Ibu tersebut pun menjawab “saya tidak
bekerja Tuan Putri. Sekarang susah mencari pekerjaan. Raga ini lelah”. Bulan
langsung menanggapinya dengan tegas “seharusnya ibu bekerja keras untuk bisa
makan! Ibu harus berusaha jika ibu menginginkan suatu hal! Jangan hanya bisanya
minta-minta saja! Saya tahu setiap orang pasti bisa jika ia bekerja keras dan
tak pantang menyerah” .Bintang pun berkata “benar apa yang dikatakan bulan. Ibu
kalau mau apapun harus berusaha dan jangan lupa doanya. Tapi kalau ibu saat ini
butuh uang akan saya berikan, tapi lain kali harus berusaha dulu”. Bintang pun
memberikan beberapa uang kepeng kepada si ibu miskin. Dengan wajah bahagia ibu
miskin itu berkata “ terimakasih Tuan Putri, terimakasih.. Tuan Putri sangat
baik pada hamba dan maafkanlah hamba, hamba berjanji hamba akan berusaha untuk
bisa mendapatkan apa yang hamba dan anak hamba inginkan”.
Mereka pun kembali
ke kerajaan. Setibanya di kerajaan, Ratu Syaro bertama kepada mereka “darimana
kalian?”. “ibu tidak perlu tahu. Untuk apa ibu tahu?tidak ada urusannya dengan
ibu.” Bulan menjawab dengan sewot. “kenapa kau bulan? Mengapa kau tidak
menghargai ibu sebagai ibumu?” lalu menampar bulan. Bulan pun menangis dan
memegang pipinya yang kena tampar ibunya ,“ibu menamparku? Teganya ibu padaku..
jahat ibu.. aku benci ibu!” bergegas
pergi ke kamarnya. Ratu Syaro dadanya langsug sesak mendengar anaknya mengatakan
hal itu dan memegang dadanya sambil berkata “da.. dasar kamu” langsung jatuh
pingsan. Bintang pun panik dan menangis “maafkanlah kami ibu, kami tadi
jalan-jalan melihat keadaan masyarakat”. Ratu syaro pun dibawa ke kamarnya oleh
pengawal. Raja pun memanggil seorang tabib kerajaan untuk memeriksa Ratu Syaro.
Setelah pemeriksaan, ternyata tabib tersebut mengatakan bahwa ratu Syaro telah
meninggal dunia karena serangan jantung. Memang Ratu Syaro sering sakit-sakitan
selama ini namun tidak ada yang mengetahuinya kecuali dirinya. Ia
menyembunyikan penyakitnya agar semua anggota kerajaan tidak ada yang khawatir
padanya. Setelah mengetahui Ratu Syaro meninggal, Raja sedih dan murka. Ia
marah sekali kepada Bulan. Bulan pun disuruh menghadap Raja Amirrudin. Ia
disuruh angkat kaki dari kerajaan. Bulan menangis “Ayah maafkanlah aku ayah..
jangan usir aku dari kerajaan ini ayah!” berlutut dan memegang kaki ayahnya.Namun,
Raja Amirrudin tidak memaafkannya. Ia berkata membentak “sudahkah kau sadar?! Apa yang telah kau
lakukan kepada ibumu sendiri?! Apakah itu sikap anak dari seorang raja? Kemasi
barang-barangmu dan cepatangkat kaki dari kerajaan ini!“. Bintang yang
mendengar saudara kembarnya diusir pun mengatakan “Ayah,, kalau ayah tidak
memaafkannya dan mengusirnya, aku akan ikut pergi. Aku akan menjaganya”. Mereka
pun pergi meninggalkan kerajaan.
Mereka pergi ke
rumah kakek Abi. Ia adalah kakek yang pernah bertemu dan ditolong oleh Bintang
sewaktu rumah kakek Abi roboh ditimpa pohon besar. Bintang membantu membangun dan
merenovasi kembali rumahnya. Ditengah perjalanan ke rumah kakek Abi, Bulan
bertanya pada Bintang “tang, kenapa kau mau pergi dari kerajaan bersamaku?
Bukankah hanya aku saja yang bersalah?”. Bintang tersenyum “bulan, kita kan
saudara kembar. Ibu pernah berkata padaku bahwa aku dan kamu harus selalu
bersama apapun keadaannya baik suka maupun duka. Juga aku pernah mendapat
amanah dari ibu harus menjagamu semampuku”. Bulan terharu dan menyesali
perbuatannya “benarkah apa yang kau ucapkan? Ibu baik kepadaku? Aku kira ibu
hanya baik kepadamu.. oh Tuhan, betapa berdosanya aku ini, durhakanya aku ini,
mengapa aku seperti itu kepada ibuku sendiri?”
bulan menangis. Bintang mengusap air mata bulan dan memberi motivasi
pada bulan “sudah bulan, jangan menangis yah! Jangan disesali semua yang telah
terjadi toh gak bisa dikembalikan kewaktu dulu! Itu hanyalah masa lalu namun,
masa lalu itu kita gunakan untuk pembelajaran kedepannya. Jadi sekarang senyum
yah..” hibur bintang. Bulan lalu tersenyum “makasih bintang. Kamu memang
saudara kembarku yang paling baik. Aku janji akan lebih baik dari sebelumnya.
Bantu aku berubah yah.. ingatkan aku kalau aku berbuat salah”. Bulan pun
berkata “iya bulan, aku akan bantu kamu. Sama-sama”.
Tidak lama
kemudian mereka sampai di rumah kakek Abi dan bertemu denga kakek Abi dan
cucunya bernama Safiq. Mereka menceritakan masalah yang terjadi kepada kakek
Abi dan Safiq. Jadi, mereka sementara tinggal di rumah kakek Abi.Hari demi hari
mereka lalui bersama seperti layaknya keluarga. Bintang dan bulan pun
bersahabat dengan Safiq si cucu kakek Abi. Namun,Safiq memiliki rasa yang tak
biasa terhadap Bintang. Walaupun Bulan dan Bintang kembaran namun, Safiq lebih
menyukai Bintang. Safiq pun mengajari tepukan tangan pada Bintang. Yang awalnya
menuliskan abjad “S” dengan jarinya. Bintang pun bertanya “apa arti abjad S
pada tepukan tangan ini?”. Safiq menjawab “abjad S ini tandanya bahwa kita
sama-sama sayang, aku sayang kamu tang. Kamu gimana?” Safiq mengungkapkan
perasaannya. Bintang bertanya “kenapa kamu sayang aku fiq? Padahal aku punya
kembaran yaitu Bulan”. Safiq menjawab “karena kamu bukan hanya cantik dari luar
tapi kamu juga cantik dari dalam.Kamu baik,bijaksana. Aku sayang kamu. Aku
harap kamu juga memiliki rasa yang sama kaya aku”. Bintang menjawab “Ya sudah,
aku juga sayang kamu tapi, kita sahabatan aja dulu yah..”. Disela-sela
pembicaraan antara Bintang dan Safiq,tiba-tiba Bulan datang menghampiri mereka
berdua dengan membawa sebuah berita tentang kerajaan Malangga bahwa sekarang
kerajaan Malangga dijajah oleh bangsa Nazoda dan ayah mereka Raja Amirrudin
disekap diruang bawah tanah sedangkan Raja Amirrudin sedang kehilangan akal
sehatnya karena ia sendirian, tidak ada istri maupun anaknya. Kerajaan Malangga
semakin mundur dan tidak terkendali. Rakyat yang miskin semakin miskin dan yang
kaya juga menjadi miskin karena diberlakukannya sistem poligami dan sistem
kerja paksa tanpa digaji oleh bangsa Nazoda. Mendengar berita itu, Bintang dan
Bulan pun langsung menanyakan kepada kakek Abi yang kebetulan seorang ilmuwan yang
sedang berada di ruang penelitian untuk meneliti suatu hal. “kek, gimana ini?
Keadaan kerajaan kami semakin mundur dan tak terkendali.” tanya Bintang. “ini
kakek sudah membuatkan kalung untuk kalian. Yang berbandul bintang untukmu
bintang dan yang berbandul bulan untukmu bulan,” memberikan kalungnya “ini
tujuannya untuk bisa berkomunikasi. Kalian hanya perlu memegang bandulnya lalu
ucapkan dalam hati apa yang akan kalian ucapkan dan ini kakek mempunyai sebuah
kantong kecil berbentuk seperti mangkuk berwarna emas jika kantung ini terbuka
dan dekat dengan pasangannya yang juga kantung namun ada talinya maka kantung
tersebut akan terhubung dengan pasangan kantungnya dengan cara akan ada
koin-koin yang berterbangan menghubungkan kedua kantong tersebut. Namun,
kantong pasangan yang berwarna emas bertali sudah dimiliki oleh seseorang yang
sepertinya pihak dari bangsa Nazoda yang disimpan disebuah ruang rahasia.
Kantung seperti itu ada 2 macam, ada yang berwarna emas dan ada yang berwarna
perak. Koin yang terhubung disesuaikan dengan warna kantungnya. Untuk
menggabungkan kedua kantung tersebut ada sebuah tongkat. Semua kesatuan
tersebut jika disatukan akan membentuk suatu kekuatan yang sangat luar biasa
untuk bisa mengalahkan Raja Arwana dan Ratu kirna seorang pimpinan yang
menjajah kerajaan kalian.” lanjutnya. “ouhh.. jadi mereka yang menjajah
kerajaan kami? Dulu kami sempat menolongnya tapi ternyata balasannya seperti
ini.. sungguh tidak dapat dipercaya” kata Bulan. “sudah lah Bulan, biarkanlah
mereka saat ini menjajah kerajaan kita. Tapi, nanti kita akan datang lagi ke
kerajaan Malingga untuk bisa menyelamatkan kerajaan tersebut. Lalu apa yang
harus kami lakukan kakek?” meredakan amarah Bulan dan bertanya pada kakek Abi.
“kalian harus ke tempat ini semua untuk bisa mendapatkan 1 pasang kantung
berwarna perak dan tongkat untuk mempersatukan kekuatan dari kantung-kantung
tersebut. Dan jangan lupa kalian harus menemukan kantung bertali berwarna emas
namun, kakek tidak tahu keberadaan kantung tersebut. Gunakanlah mata batin
kalian sebagai seorang keturunan dari bangsawan.” Jelas kakek Abi sambil menunjuk
pada peta.”ini kalian harus membawa peta untuk bekal kalian agar tidak
tersesat. Bawa tongkat ini, tongkat ini tujuannya untuk kompas. Minum ramuan
ini tujuannya jika kalian tertangkap atau terikat menangislah maka air mata
tangisan kalian akan melepaskan ikatan tersebut dan ini ada box ajaib. Semua
yang kalian butuhkan sudah ada didalam box ini.Safiq akan menemani kalian dalam
perjalanan.” Jelas kakek Abi kembali. “dan kamu Safiq , jagalah Bintang dan
Bulan aku sangat bergantung padamu. Bintang dan Bulan sudah ku anggap cucuku
sendiri.” Kata kakek pada Safiq. “Siap laksanakan kek, itu sudah menjadi
kewajibanku menjaga mereka berdua apalagi Bintang”. Sambil tersenyum. “Berhati-hatilah..
doaku selalu menyertai kalian, cepatlah.. waktu kalian terbatas” ucap kakek.
“terimakasih kek, atas bantuannya.. kami akan berusaha semampu kami, pergi dulu
kek, kami pamit” kata Bulan.
Akhirnya
merekapun pergi. Tempat pertama adalah di negeri sihir tepatnya di sebuah gurun
pasir yang kering. Di negeri sihir tersebut mereka melihat beberapa kegiatan
yang aneh seperti ikan berenang diudara, menjemur pakaian diatas kolam
renang,bahkan mobil disini tidak menggunakan roda dan masih banyak lagi
kegiatan yang aneh. Perjalanan berlangsung lama. Mereka sudah sampai digurun
namun letak kantung yang dituju belum juga terlihat. Mereka menggunakan tongkat
untuk penunjuk arah. Tiba-tiba kompas itu berbunyi “tot tot tot” menunjukan
disinilah tempatnya namun, tida ada apa-apa. Mereka mencari sesuatu di sekitar
tempat itu dan akhirnya Safiq menemukan sebuah terowongan. Mereka bertiga
memasuki terowongan tersebut dan memasuki sebuah ruangan yang disitu terdapat
kantung berbentuk seperti mangkuk berwarna perak. Namun tiba-tiba ada yang
menyerang mereka bertiga. Ada tenaga yang menyerang Bintang, “aahhh..” Bintang
terlempar ke tembok ruangan. “bintang!” teriak Safiq dan Bulan. Safiq dan
bulan menghampiri Bintang.Mereka sangat
khawatir pada Bintang. “bintang kamu nggak kenapa-napa kan?” tanya Safiq. “tenang
saja Safiq, aku orang yang kuat” jawab Bintang. “siapa kamu? Berani-beraninya
menyerang saudara kembarku” bulan bertanya dengan suara lantang. Tiba-tiba ada
suara tepuk tangan dan seseorang berbicara “prok,prok,prok” “rupanya ada tamu
yang tak diundang masuk ke ruanganku”. “ monster ular kepala 3” teriak mereka
bertiga. “Safiq keluarkan alat dan bahannya yang ada di box ajaib itu. Apa saja
yang kita butuhkan untuk bisa kita lawan dia, cepat!” teriak Bintang. Safiq
mengeluarkan pistol angin,garam dan senter pengecil.Bulan menembakan pistol
angin tersebut dan monster ular kepala 3 itu terlempar ketembok. Monster itu
akan menyerang namun, Bintang bergegas untuk memancarkan sinar dari senter
pengecil ke monster ular kepala 3 dan bagian Safiq untuk memberikan garam ke
ular itu agar mati. Akhirnya mereka mendapatkan kantung berbentuk seperti
mangkuk berwarna perak itu.
“lalu tempat
kedua dimana lan?” tanya Safiq. “sepertinya di laut Arsam, laut ini terkenal
dengan baunya yang sangat menyengat untuk itu nanti kita akan menggunakan
pelindung dari alat yang dibawa Safiq dari kakek Abi” jelas Bulan. Mereka
berjalan melewati luasnya gurun yang kering untuk bisa ke laut Arsam. Di
perjalanan mereka beristirahat sebentar dan makan makanan yang mereka bawa untuk
memulihkan tenaga. Setelah selesai beristirahat mereka melanjutkan kembali
perjalanan. “ayo cepat sedikit! Sebentar lagi kita sampai ke tempat tujuan”
ajak bulan. Mereka mempercepat langkahnya dan akhirmya mereka sampai ke laut
Arsam. Namun, yang mereka cari ada didalam laut sana. “Dari pinggir pantai saja
sudah bau apalagi kalo kita kesana”
Safiq mengeluh sambil menutup hidungnya. “makanya kita harus memakai
pelindung hidung ini” kata Bulan dan menunjukan pelindungnya. “juga harus
menyemprotkan udara dari pistol bernafas ini agar kita bisa bernafas didalam
air” sambung Bintang. Mereka memakai peralatannya dan berenang ke pedalaman
laut Arsam. Mereka melihat gurita raksasa hitam sedang tidur ditempatnya. Gurita itu adalah penjaga
dari kantung perak bertali. Bulan terkejut melihat Gurita itu karena Bulan
berada di depan guritanya persis, ia pun berteriak dan didengar oleh Gurita
raksasa. Gurita terbangun dan menyerang mereka bertiga dengan kakinya.
“draagggggg” Gurita menyerang Bulan “ahhh” Bulan terlempar. “dragggg draagggg
draagggg” Bintang dan Safiq berhasil menghindar.Bulan bangkit lagi. “bagaimana
kalau kita bagi tugas saja! Aku dan Bintang yang menarik perhatian si Gurita,
kamu bulan, yang mengambil kantung itu” teriak Safiq. Mereka bertiga bertugas
dibagiannya. Bulan mengambil kantung tersebut ditengah Bintang dan Safiq
menarik perhatian si Gurita namun, Gurita melihat Bulan mengambil kantungnya
jadi si Gurita mendekati Bulan. “aawwwwwaass bulan dibelakangmu” teriak Bintang
dan Safiq. Gurita hendak menyerang Bulan namun, Bulan berhasil menghindar.
Bulan menggunakan alat penggelap agar keadaan menjadi gelap dan tidak dapat
terlihat oleh Gurita. Pada saat itu
Bulan menggunakan pistol udara agar mereka bertiga bisa terpental ke
udara untuk pergi dari tempat itu.
Mereka
melanjutkan perjalanannya lagi menuju kutub es. “Bulan, apakah perjalanannya
masih jauh dan lama menuju kutub es?”tanya Safiq. “sepertinya begitu fiq,”
jawab bulan. “waktu kita masih tersisa 2 jam, kalau tidak segera sampai disana
semua perjuangan sia-sia, untuk mempersingkat waktu lebih baik kita pakai
sajadah ajaib”. Mereka pun memakai sajadah ajaib dan dengan cepat mereka sampai
di kutub es. “Disini terlalu dingin.. bbbrrrr” kata Bintang. “tenang, ini ada
jaket tebal dari box ini” jawab Safiq. Mereka memakai jaketnya dan tiba-tiba
kabut menghalangi penglihatan mereka. “hati-hati kawan ada kabut, kalian
dimana?” tanya Bulan dengan suara keras. “aku disini” jawab Bintang yang
keberadaannya jauh dari Bulan dan Safiq. “aku disini” jawab Safiq yang
perlahan-lahan berjalan mendekati Bulan. Tiba-tiba, ada angin yang lebat dan
suara yang keras berasal dari kejauhan “hhhhhhoooaaahhhhhh”. Kabut pun hilang
dan ternyata yang berteriak adalah beruang kutub yang ganas. “hah?” mereka
bertiga mlongo. “llaaarrrrrriiiiiiiii” teriak Safiq. “Bulan, apa yang harus
kita lakukan ini?” tanya Bintang. “lebih baik sekarang kita berpencar. Kamu
Bintang lari ke kanan. Aku lari ke tengah dan Safiq lari ke kiri. Dan nanti
biar aku dan Safiq yang menarik perhatian si beruang kutub itu” jelas Bulan.
Mereka melakukan apa yang dijelaskan oleh Bulan. “brruugg brrruuggg brruuugggg”
suara langkah kaki beruang kutub. “hhoooaaaahhhhh” suara beruang yang
menghasilkan angin lebat sehingga membuat Bulan terlempar. “Bbbuuullaannn”
teriak Safiq. Menemui Bulan “kamu gak papa bulan?” tanya Safiq. “Aku gak papa..
ayo kita lanjutkan kembali!” ajak Bulan. Mereka melanjutkan kembali. “Bintang,
lebih cepatlah!” teriak Bulan. Namun tidak bisa asal ambil tongkat itu , harus
dibutuhkan mata batin dari keturunan bangsawan karena tongkat itu ada banyak
dan hanya ada 1 tongkat yang benar. Bintang memejamkan mata dan berkonsentrasi.
Akhirnya ada 1 tongkat di tengah yang masih terlihat dan itu benar-benar
tongkatnya. Bintang kembali bergabung dengan Bulan dan Safiq. Mereka bertiga
meninggalkan kutub es tersebut. “kawan, waktu kita hanya tersisa 1 jam.
Bagaimana bisa kita kembali ke kerajaan Malingga dengan waktu secepat itu?
Padahal ini masih di negeri sihir, jaraknya jauh. Bagaimana ini?” tanya
Bintang. “lebih baik pakai pintu kemana saja dari box ini” jawab Safiq. Mereka
kembali ke kerajaan Malangga dengan pintu kemana saja.
Akhirnya
mereka sampai di kerajaan Malangga. Mereka melihat rakyat yang menderita.
Rakyat banyak yang mati terbunuh. Sampai disana , mereka merencanakan sesuatu
agar bisa masuk ke gedung kerajaan. Mereka melihat Raja Arwana dan Ratu Kirna
pergi dengan kereta kencana dengan diikuti oleh pengawal yang menaiki kuda.
Mereka berencana bahwa Safiq menyamar jadi Raja Arwana dan Bulan menyamar jadi
Ratu Kirna untuk bisa masuk ke gedung kerajaan sementara Bintang harus menjaga
benar kantung-kantung dan tongkat yang telah mereka cari, yang belum ditemukan
adalah kantung emas bertali. Saat mereka bertiga akan memasuki gedung kerajaan,
lewatlah Raja Arwana dan Ratu Kirna namun, tidak memperhatikan mereka. Tapi ada
seseorang yang memperhatikan mereka dengan membawa kantung emas, Bintang yang
sedang memegang kantung emas berbentuk mangkuk tidak sengaja sempat terbuka
jadi kedua kantung itu sempat terhubung namun, Bintang langsung
menyembunyikannya dengan cara ia bersembunyi dibalik Safiq. Saat ia sembunyi, kantungnya terbuka lagi dan
ini terhubung dan kantung emas bertali tertarik mendekati kantung emas
berbentuk mangkuk. Dan itu ketahuan oleh orang yang punya mangkuk itu, padahal
orang itu pihak dari bangsa Nazoda. Bintang langsung lari dan orang itu
mengejarnya. Akhirnya Bintang pun tertangkap dan dimasukkan dalam ruang rahasia
dalam keadaan pingsan. Sementara, di lain tempat Bulan dan Safiq sedang
berusaha masuk ke gedung kerajaan. Mereka mencari dimana Raja Amirrudiin
disekap. Mereka akhirnya menemukannya namun ada 2 penjaga yang tadi sedang
tidur tiba-tiba terbangun dan melihat Bulan dan Safiq “heeiii... siapa kamu?”
tanya penjaga 1 dengan teriak. “kamu tidak perlu tahu” jawab Safiq. Mereka
melawan 2 penjaga itu dan penjaga itu babak belur dan pingsan. Bulan mengambil
kunci dari penjaga 2. Mereka menemui Raja Amirrudin.“ayah..” teriak Bulan
sambil menangis dari luar jeruji besi. “kamu siapa? Apakah saya mengenalmu?”
tanya Raja Amirrudin. “ini aku ayah.. aku Bulan” jawab Bulan. “Bulan anakku?”
tanya Raja. “iya ayah, tenang saja ayah.. aku akan menyelamatkan ayah” kata
Bulan sambil membuka pintu penjara. Bulan langsung membebaskan dan memeluk
ayahnya. “ayah.. maafkanlah aku ayah, maafkan kesalahanku dulu. Aku sekarang
telah berubah menjadi seorang yang lebih baik” kata Bulan. “Ayah juga minta
maaf nak, karena ayah kamu dan Bintang tidak tinggal di kerajaan Malangga dan
kini kerajaan kita sedang dijajah oleh bangsa Nazoda. Dimana Bintang? Mengapa
Bintang tidak ada?” jawab Raja. Sementara Bintang didalam ruang rahasia sedang
diikat dan dikurung. Ia berusaha menghubungi Bulan dengan kalung yang diberikan
oleh kakek Abi. Ia pun berusaha memegang kalung walau tangannya diikat dan
berkata dalam hati “Bulan, aku disini diikat dan dikurung. Tapi, aku melihat 1
pasang kantung emas bulan. Apa yang harus aku lakukan?” sambil menangis.
“tenang Bintang, ingatlah pesan kakek Abi air mata kita bisa membuka ikatan
itu, lalu gunakanlah mata batin bangsawanmu untuk bisa keluar dari kurungan
tersebut. Ambil kantung itu. Aku kini bersama ayah dan Safiq. Nanti kita akan
bertemu di ruang rahasia bawah tanah yang hanya keluarga kita saja yang tahu,
tidak diketahui oleh bangsa Nazoda. Berhati-hatilah Bintang”. Binta melakukan
apa yang telah diinstruksikan bulan kepadanya. Ia berhasil mendapatkan kantung
tersebut lalu ia pergi ke ruang rahasia bawah tanah denga mengendap-ngendap dan
sangat berhati-hati. Akhirnya ia sampai dan melihat Bulan,Safiq dan ayahnya
sudah di ruangan tersebut. Mereka merencanakan penyerangan yang akan mereka
lakukan, dan keputusannya mereka akan menyerang Raja Arwana dan Ratu Kirna dari
depan walau mereka itu mempunyai kekuatan yang luar biasa.
Mereka pun
menyerang Raja Arwana dan Ratu Kirna. Untuk memancing amarah mereka, Raja Amirrudin
berdiri di depan mereka yang sedang santai. Raja Arwana dan Ratu Kirna kaget.
“heiii.. kenapa kau bisa bebas?” tanya Ratu Kirna dengan suara keras.
“berani-beraninya kau datang ke sini! Siapa yang telah membebaskanmu?” teriak
Raja Arwana. “kau sungguh tak tahu balas budi. Dulu aku telah membantumu tapi
sekarang kau jajah kerajaanku. Sungguh keterlaluan! Yang membebaskanku
adalah...” lalu muncullah Bulan,Bintang dan Safiq. “prok,prok,prok” tepuk
tangan si Raja Arwana “rupanya anakmu dan seorang pemuda” lanjutnya. “kau mau
apa disini hah?” tanya Ratu Kirna. “kami akan menyingkirkan kalian dari
kerajaan kami” jawab Bulan. “beraninya kauu.. hhiiiiiaaaaaaaaa” menyerang
Bulan. namun, Bulan mampu menghidarinya. Bintang dan Bulan melawan Ratu Kirna
sedangkan Raja Amirrudin dan Safiq melawan Raja Arwana. Namun, mereka tidak
kuat melawan Raja Arwana dan Ratu Kirna. Raja Amirrudin sudah tidak sanggup
melanjutkan karena usianya yang tidak muda lagi. Jadi Bintang,Bulan dan Safiq
yang melanjutkan. Bintang memegang
tongkat pemersatu kantungnya,Bulan memegang 1 pasang Kantung emas dan Safiq
memegang 1 pasang kantung perak. Mereka melawan dengan bergantian. Mereka lupa
pesan dari kakek Abi. “hancurlah kau!”
teriak Bintang sambil menunjuk pada Ratu Kirna. “musnahlah kau!” teriak Safiq
sambil menunjuk pada Raja Arwana. Namun, tidak berpengaruh apapun,mereka tidak
merasa kesakitan ataupun yang lainnya. “Bagaimana ini? Semua ini tidak mempan?”
Tanya Bulan. Tiba-tiba Bintang teringat pesan kakek Abi bahwa semua itu harus
disatukan dengan tongkatnya, dan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang
keturunan bangsawan yaitu Bintang dan Bulan. Jadi Safiq menyerahkan 1 pasang
kantung perak pada Bintang dan Bulan. Mereka menyatukan semua itu dan
menunjuknya ke atas. “demi ayah kami, demi ibu kami, demi saudara-saudaram
kami, demi rakyat kami, demi kerajaan Malangga kami” kata Bintang “kami mohon,
hancurkanlah,musnahkanlah sesuatu,seseorang yang membuat penderitaan diantara
kami, izinkanlah kami menyingkirkannya” lanjut Bulan. “hhhhhiiiiiaaaaa” teriak
Bintang dan Bulan dan menunjuk pada Raja Arwana dan Ratu Kirna. Setelah
penggabungan tersebut kekuatannya besar dan muncuk cahaya yang mengarah pada
Raja Arwana dan Ratu Kirna. Akhirnya Raja Arwana dan Ratu Kirna lenyap. Rakyat
terbebas dari belenggu penyiksaan selama ini yang diberlakukan bangsa Nazoda.
Dan semua kembali seperti semula. Bintang dan Bulan kembali tinggal di
kerajaaan Malangga. Bintang pun menerima cinta dari Safiq. Safiq diangkat
menjadi seorang Raja oleh Raja Amirrudin. Kakek Abi juga tinggal di Kerajaan
Malangga menjadi seorang profesor yang akan memberika solusi jika kerajaan
Malangga ada masalah. Bintang dan Bulan menjadi seorang Ratu. Kerajaan Malangga
menjadi kerajaan yang maju dan selalu terdepan. Kehidupan rakyat pun menjadi
lebih sejahtera dan semua hidup bahagia.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar